CARA MEMBEDAKAN FAKTA DAN OPINI

Shulthon Hanif Majid On Tuesday, July 26, 2011

Membedakan Fakta dan Pendapat
Bacalah bacaan berikut!
" JALUR AMAN MUDIK LEBARAN "
Arus mudik lebaran, setiap tahunnya, lebih padat ketimbang Tahun Baru. Betapa tidak. Karena seluruh lapisan masyarakat ikut ambil bagian dalam mudik lebaran ini. Sementara itu, pada Tahun Baru hanya kaum “berduit” yang merayakannya sambil pergi ke luar daerah
Mudik memang sudah jadi kebiasaan masyarakat kita pada setiap lebaran tiba. Menurut data dari Pemda DKI, hampir 50 % penduduk DKI yang kini berjumlah 9,7 juta jiwa akan mudik ke darahnya masing-masing. Angka ini meningkat 7 % dari jumlah pemudik tahun lalu
Dari jumlah itu, 1,25 juta jiwa diantaranya akan mudik berlebaran menggunakan jasa angkutan umum, seperti bus kereta api. Sementara sisanya, sekitar 3, 75 juta jiwa menggunakan kendaraan pribadi. Angkutang umum yang mengangkut pemudik, menurut Organda DKI, berjumlah 2.490 kendaraan. Kendaraan milik anggota organda sendiri sebanyak 1.540, sedangkan sisanya kendaraan yang disediakan oleh Perum PPD dan Masyarakat Bakti.
Dari perkiraan jumlah tersebut bisa dibayangkan betapa akan macetnya beberapa ruas jalan yang akan dipakai pemudik di Jabar, Jateng, dan Jatim. Apalagi antisipasi untuk menangkal kemacetan lalu lintas terkesan tidak digarap secara serius.
Di beberapa ruas jalan yang rawan kemacetan pada tahun lalu , diperkirakan akan terjadi lagi. Di antaranya di ruas jalan utara Cikampek – Cirebon – Semarang. Seperti sudah sering terjadi, di ruas jalan ini kemacetan diperkirakan mencapai puncaknya pada tiga hari menjelang lebaran dan tiga hari sesudah lebaran.
Karena itu, baik Ditlantas Mabes Polri maupun Departemen Perhubungan, menyarankan para pemudik untuk mengambil jalan-jalan alternatif yang kondisinya tak kalah baiknya. Misalnya, setelah keluar pintu Tol Cikampek, alternatif menuju Semarang tak harus melewati jalur utara. “pilihlah jalur selatan”, tegas Soejono. Lebih jauh Dirjen Perhubungan Darat itu mengungkapkan, upaya untuk mencegah terjadinya kemacetan di jalur utara antara lain dengan menutup sementara arus lalu lintas yang datang dari timur menuju ke barat.
Arus dari timur kemudian dialihkan untuk sementara melalui rute selatan. Ada beberapa alternatif untuk mengalihkan arus lalu lintas ini. Pertama, dari Semarang menuju Tegal, selanjutnya ke Slawi – Ketanggungan – Ciledug – Kuningan – Cikijing – Majalengka – Kadipaten – Bandung – Jalan Cagak – Cikampek , kemudian lewat tol menuju jakarta. Alternatif kedua, dari Semarang langsung ke Yogyakarta – Purworejo – Banjar – Ciamis – Tasikmalaya – Leles – Nagrek – Bandung – Ciawi, kemudian masuk tol menuju Jakarta.

Setelah membaca bacaan tersebut, maka tentukan fakta, opini dan kesimpulan.
Dimana :
Fakta merupakan kejadian nyata yang benar-benar terjadi.
Opini merupakan sesuatu yang bersifat pendapat mengenai sesuatu dan belum tentu benar.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Membedakan Antara Fakta dan Opini dari Berbagai Laporan Lisan 12.1


MENDENGARKAN

Membedakan Antara Fakta dan Opini dari Berbagai Laporan Lisan
Ada bermacam-macamc ara untuk menyampaikan laporan. Hal tersebut tergantung pada materi, tujuan, situasi penyampaian, dan kondisi pihak penerima laporan. Laporan dapat disampaikan secara terlulis dan lisan.
Secara tertulis, laporan dapat disampaikan dalam bentuk berita atau artikel media massa cetak. Laporan juga dapat diketik, kemudian ditempelkan di papan-papan pengumuman atau dibagi-bagikan dalam bentuk selebaran. Laporan secara lisan disampaikan secara langsung di hadapan pihak yang akan diberi laporan.
Simaklah laporan hasil liputan wartawan di lingkungan Sekretariat Jenderal DPR RI berikut ini. Gurumu akan membacakannya untuk kalian.Sambil menyimak, tangkaplah pokok-pokok isi laporan dan cermatilah mana informasi berupa fakta dan mana yang berupa opini.

SDM setjen DPR Dinilai sangat Rendah
JAKARTA (SINDO) – Kinerja jajaran Sekretariat Jendral (Setjen) DPR dikeluhkan kalangan anggota DPR. Wakil ketua tim kajian peningkatan kinerja DPR Lukman Hakim Saifuddin menyatakan , kualitas sumber daya manusia (SDM) Setjen DPR sangat rendah.
Para staf setjen DPR yang seharusnya menjadi Suppoting unit bagi anggota dewan justru menjadi salah satu penyebab DPR dipandang kurang transparan oleh masyarakat luas. “ mereka tidak bisa menyusun resume sebuah RDP (rapat dengar pendapat). Staf pendamping dari setjen DPR juga tidak bagus membuat ringkasan dari sebuah RUU (rancangan undang – undang) yang sedang dibahas pansus. Masa bikin inti sari saja tidak bisa?” ujarnya dalam “bincang – bincang soal legislasi “ yang digelar pusat studi hukum dan kebijakan Indonesia (PSHK) di hotel century, Jakarta kemarin.
Menurut Lukman, lemahnya para staf setjen DPR dalam membuat resume dari notulensi sebuah rapat atau risalah pembahasan RUU membuat public sulit mengakses perkembangan pembahasan sebuah isu dan legislasi. “bukannya kami tidak transparan. Tapi, karena informasinya tidak ada. Tidak disediakan setjen DPR,” keluh Lukman. Dia menyinggung pengelolaan situs WWW.dpr.go.id oleh setjen DPR yang seharusnya menjadi pintu utama dan termudah bagi publik mengakses perkembangan legislas. “situs DPR harus dibenahi serius.”
“sangat memalukan jika situs online lembaga DPR seperti sekarang ini ,” sesal anggota fraksi PPP DPR ini. Karena kelemahan SDM setjen pula, anggota DPR yang seharusnya “generalis” tak jarang sampai mengoreksi redaksional RUU hingga kata perkata. “ kami yang cari data, kami yang melakukan analisis komprehensif , kami yang saling berdebat, kami yang saling adu argumentasi, kami juga yang mengetik sendiri rekomendasinya,” beber Lukman. Sekretaris pengurus harian PPP ini memandang , dengan kualitas kerja seperti itu , jam kerja para staf setjen DPR terbuang percuma meski hadir di gedung DPR dari pagi hingga malam hari.” Sama saja dengan mereka tidak berbuat apa – apa,” tegasnya.
“program – program nya tidak riil , kecuali membangun pagar gedung DPR yang bagus dan taman yang menarik.” Semnetara itu , direktur eksekutif PSHK Bivitri susanti menyoroti anggaran untuk situs WWW.dpr.go.id yang hingga miliaran rupiah, tetapi informasinya tidak lengkap. Dia membandingkan dengan situs WWW.parlemen.net yang dikelola PSHK, biayanya hanya Rp 30 jutaan . “Data kami boleh diadu dengan situs DPR,”ujarnya dia juga mengingatkan setjen DPR sama sekali belum pernah mengeluarkan media kit kepada pers bila ada RDP atau sosialisasi RUU. Kalangan pers harus mengejar sendiri salinan RUU atau rekomendasikomisi kemasing – masing anggota.
(dikutip dari http://WWW.seputar- Indonesia.com, 16 desember 2006)



Aktivitas Diri
Tulislah beberapa kalimat yang berisi pokok-pokok penting pemberitaan di atas.
2. Susunlah kalimat pokok-pokok informasi tersebut secara efektif dan tepat ejaan.
3, Beri tanggapanmu terhadap isi laporan di atas.
4. Manakah isi laporan di atas yang bisa langsung dipercaya dan mana yang perlu pembuktian terlebih dahulu?
5. tukarlah pekerjaanmu dengan pekerjaan temanmu untuk diperiksa.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Mengidentifikasi Kalimat Fakta dan Opini dalam Laporan 12.1
MENDENGARKAN

Mengidentifikasi Kalimat Fakta dan Opini dalam Laporan
Laporan yang baik harus disampaikan secara akurat, lugas, dan jujur. Informasi yang disampaikan harus objektif dan transparan. tidak ada sesuatu yang dimanipulasi atau direkayasa. Semua hal vang dilaporkan adalah sesuatu yang benar-benar ada dan benar-benar teriadi. Pelapor tidak diperkenankan untuk menambah, membesar-besarkan, atau rnelebih-lebihkan informasi, sebaliknya juga tidak boleh mengurangi atau menyembunvikan informasi yang seharusnya disampaikan. Dengan kata lain, apa yang disampaikan semata-mata hanya berupa fakta.
Prinsip tersebut juga berlaku bagi jurnalis atau wartawan saat melaporkan hasil liputannya. Namun, karena ada alasan tertentu, Iaporan
kadang tidak dibuat sebagaimana mestinya. Dalam pemberitaan di surat
kabar, sering kali kita temukan opini penulis. Wartarwan kadang tidak bisa
menjaga jarak dan terseret pada objek pemberitaan. Ada wartawan yang
terlalu berpihak pada kepentingan pembaca sehingga disadari atau tidak,
kata-kata yang ditulis bukan lagi fakta. Tidak jarang. dalam suatu pemberitaan kita menemukan ulasan, penafsiran, penilaian, atau ungkapan
perasaan penulis sehingga informasi yang disampaikan rnenjadi tidak jelas
kebenarannya.
Berkaitan dengan opini dalam suatu pemberitaan, harus dibedakan dengan jelas dan tegas antara opini wartawan dan opini narasumber. Narasumber adalah orang vang dimintai komentar atau keterangannya oleh wartawan berkaitan suatu kejadian/peristiwa.

Perhatikan kutipan berita berikut.
Kinerja jajaran Sekretariat jenderal ( Setjen) DPR dikeluhkan kalangan anggotaDPR. Wakil Ketua Tim Kajian Peningkatan Kinerja DPR,
Lukman Hakim Saifuddin, menyatakan kualitas sumber daya manusia (SDM) Setjen DPR sangat rendah.
Kalimat yang ditulis oleh wartawan dalam berita tersebut semuanva
adalah fakta.
- Adalah suatu fakta bahwa kinerja jajaranSekretariat Jenderal (Setjen) DPR dikeluhkan kalangan anggota DPR.
- Adalah fakta bahwa Wakil Ketua Tim Kajian Peningkatan Kinerja DPR Lukman Hakim Saifuddln, menyatakan kualitas sumber daya manusia (SDM) Setjen DPR sangat rendah.

Pernyataan bahwa kualitas sumber daya manusia (SDM) Setjen DPR
Sangat rendah merupakan sebuah opini, tetapi ini merupakan opini narasumber,yaitu Wakil Ketua Tim Kajian Peningkatan Kinerja DPR Lukman Hakim Saifuddin dan bukan opini penulis berita.
Comments
0 Comments

{ 0 comment... read them below or add one }